Tuesday, December 31, 2013

Monday, December 30, 2013

Masalah tanpa Masalah

Kita sering melihat masalah dari satu sisi. Lalu menyelesaikannya dari sisi tersebut tanpa memikirkan kalau mungkin saja sumber masalah berasal dari sisi lainnya.
Sebagai contoh, baru-baru ini saya membeli sekotak teh celup dari merk yang berbeda dari yang biasa saya konsumsi. Alasan karena tidak ada varian teh tersebut di merk biasa, dan merk yang saya pilih sekarang iklannya cukup menarik. Jadi walau harganya dua kali lipat dari biasa, saya abaikan saja. Setiba di rumah saya langsung menyeduh teh. Tapi apa dikata, rasanya sungguh tidak enak. Aromanya tajam. Saya pikir mungkin air yang saya gunakan yang salah (read: saya memanaskan air kran). Di kali kedua saya menyeduh teh dengan air mineral kemasan. Tapi sungguh, aroma tajam itu masih ada, aroma teh hijau yang saya inginkan tidak ada sama sekali. Saya cek lagi kotaknya, memastikan belum sampai masa kadaluarsanya (dan memang belum). Ah sudahlah, nanti saya beli saja merk biasa dan yang ini akan saya buang. Masalah selesai, pikir saya.
Sayangnya saya memang penggemar teh. Kopi di pagi hari hanya akan membuat perut saya tidak enak. Jadi pagi ini saya ingin sekali menyeduh teh sehabis sarapan. Kantung teh sudah siap tinggal menunggu air mendidih. Voila, kali ini teh saya tidak lagi berbau tajam. Tidak wangi memang, tapi enak. Bukan masalah kadaluarsa tapi wadah untuk menanak air yang sudah berkarat yang membuat teh beraroma tajam. Dan pagi ini saya menggunakan wadah lain. Begitu saja masalah saya selesai dengan baik.
Bukankah menyenangkan menyelesaikan masalah tanpa masalah?

Bandung, 31 desember 2013

Penghujung tahun yang dirintiki rinai hujan dan secangkir teh hangat