Saturday, October 29, 2011

Mimpi hanyalah mimpi

Tujuh minggu sudah saya mengenalnya. Empat minggu lamanya jantung saya selalu berdegup kencang saat menyebut namanya, bersirobok dengan matanya, atau mendengarnya menyebut nama saya dengan sapaan khasnya. Dua minggu lalu saya baru mengetahui bahwa dia sudah ada yang punya. Walau sebelumnya sudah ada beberapa potret dia dan seorang gadis -yang akhirnya saya ketahui sebagai mantan pacanya- itu tak membuat hati saya rapuh dan jatuh. Saya tetap menyukai dan mendambanya hingga tiga minggu yang lalu. Sebelum saya membaca post di jejaring sosialnya yang menyatakan rasa rindu pada seorang gadis lain. Bukan yang ada dalam potret. Gadis manis yang pastinya takbisa saya tandingi. Gadis yang membalas pesan bahwa dirinya juga rindu pada lelaki itu. Lelaki yang membuat saya terbuai dan terjatuh di waktu yang bersamaan.Tentu, lelaki itu tidak bersalah. Dia tak tahu atau mungkin tak kan tahu tentang perasaan saya padanya. Rasa dimabuk cinta seperti seorang remaja.


Sekarang hanya hambar yang tersisa saat bersamanya. Kedekatannya dengan teman perempuan lain pun sudah tak membuat saya panas hingga ke ubun ubun. Meski terkadang dia masih begitu mempesona, tapi saya tahu bahwa saya harus menjaga jarak agar tak lagi terbuai dalam mimpi. Mimpi yang menggelayut indah. Mimpi yang hanyalah mimpi. Sedangkan kenyataan tetaplah kenyataan. Dan waktu tak mungkin bisa kembali.



Bandung, 29 Oktober 2011

Sunday, October 23, 2011

cukup sudah


saya tahu Anda akan pergi suatu saat nanti
entah dengan perpisahan yang baik atau yang tidak
saya tahu kita memulai semua ini dari ketidakpastian
dari ketidakbaikan untuk beberapa orang
dan juga untuk kita pribadi

mungkin seharusnya kita berpisah saat itu
agar Anda tidak menanggung sakit yang besar
yang selalu ingin saya balaskan pada Anda
walau saya tidak tahu bagaimana cara
karena anda begitu sempurna untuk saya

kini Anda tahu sudah, sakit sudah
sudah cukup saya rasa
kita cukupkan sampai disini

Friday, October 14, 2011

Pengenalan Komputer(?)

hari Ini diajarin "pEngenalan Komputer". Bukan di kelas, tapi via UKM Fokmatif. tapi, MasyaAllah yah, saya masih benar benar tidak mengerti. Walau di kelas sudah belajar juga tentang Mas dan Mbak Hardware, tepatnya di mata Kuliah Sistem Operasi, tapi tetep aja gak ngerti. walHasil saya cuma bisa melongo dan manggut manggut saja mendengarkan penjelasan instruktur :(.. Huft so bad today!

Chipset, SATA, ATA, DDR, motherboard, intel, pasang ini pasang itu, saya benar benar blank!

Tuesday, October 11, 2011

teTha's Story

SAGITARIUS

teTha: "yah, aYah"
aYah: "Ya!"
teTha:"Ayah sagitarius kan ya..?"
ayah: "iyah"
teTha: "Kata majalah, Sagitarius tuh tukang PEmarah"
aYah: "kata Siapa?"
teTha: "kata majalah"
aYah: (mulai agak kesal) "jangan percaya yang begitu"
teTha: "tadi teTha liat gambar Bintang-bintangnya"
aYah: "liat Bintang yang asli aja, yang di Langit!"
teTha: "iyah, nanti Malam liat yah"

Sunday, October 2, 2011

haruka 17

haruka 17, kenapa ya ceritanya tiba tiba melesat begitu? Kalo mau nyalahin ya Nanako hasegawa penyebabnya. kalau dia ga rapuh, kalau dia ga masih tergantung pada Bos Fukuhara, pasti domu management tetap ada. trus momohara masih tetap jadi manajer haruka, bukannya si Yoichi Matsunaga dari Fine production.
masalah yang dia hadapi sekarang umur aslinya ketahuan. haruka yang sebenarnya 24 tahun dipalsukan menjadi berumur 17 tahun oleh bos fuku. tapi mau 24 atau 17 tahun, haruka tetap haruka. selalu kuat dan tersenyum juga bersemangat. apalagi di vol. 13, haruka dan tsubasa dari smarki.jr resmi pacaran.
saya jadi iri. memang perkembangan hubungan mereka berjalan sangat lambat. haruka yang lebih tua menjadi tempat bersandar tsubasa. tapi haruka tetap perempuan, yang juga bisa rapuh. dan butuh tsubasa untuk menemani dan mendengarkan keluh kesahnya.
cewek yang lebih tua bukan berarti sudah lebih dewasa. walaupun dari luar kami tampak kuat dan kokoh, tapi kami tetap seperti kaca yang bisa retak. kami tak bisa menjadi kakak bagi cowok yang lebih muda, tapi kami bisa menjadi teman atau sahabat.
semoga hubungan haruka dan tsubasa berakhir dengan happy end.

Tuesday, September 20, 2011

"Woman"

Jadi begini ceritanya. Waktu lagi duduk duduk ama temen temen di teras gedung utama, kita disamperin neh ama satu orang yang keliatan lagi bingung banget
maba: "teh, mau nanya ruang ormik dimana yah?"
saya: "jurusan apa?"
maba: "teknik"
saya: (berlagak berpikir) "di ruang berapa?"
maba: "16.3A"
saya: "bukan kelas kamu tapi ruangannya"
Sang maba yang bingung makin bingung. Buka map trus ngeliat formulir dari universitas.
maba: "bener teh, 16.3A" (sambil nunjukin form nya)
sayangnya memang tidak ada keterangan ormik di ruangan berapa.
saya: "coba kamu tanya ke admin deh biar lebih jelas".
Akhirnya sang maba pun menuju baak. Selang beberapa saat, sang maba kembali. Kali ini dia bertanya pada temen temen saya yang masih diluar gedung. Karena tidak terdengar, saya kira mungkin dia menanyakan ruangan nomor sekian ada dimana-ruang kuliah di kampus saya diberi penomoran. Sang maba menengok ke atas, mungkin di lantai dua atau tiga. Masih bingung laki laki itu mencari cari letak tangga ke lantai atas. Teman saya menunjuk ke arah dalam gedung. Tangganya ada di dalam. Setelah berterimakasih sang maba segera masuk. Dengan yakin dia berjalan lurus saja sampai mentok di sebuah pintu yang terbuka. Laki laki itu masuk. Dua menit kemudian dia keluar sambil senyum senyum malu.Sebenarnya saya dan beberapa teman perempuan merasa lebih malu saat laki laki itu masuk dengan yakinnya. Ada tulisan "woman" di pintu masuk!

Monday, August 1, 2011

SahuR

Saya terbangun oleh dering telepon genggam yang sudah diatur malam tadi. Dingin langsung menyergap begitu mata terbuka benar. Rasanya ingin tidur barang sebentar lagi. Tapi saya tahu kalau itu saya lakukan saya bisa bablas sampai matahari tepat di atas kepala. Maka dengan masih mengantuk dan berbalut selimut, saya bergerak dari kasur. Mencuci muka dan kumur kumur adalah yang pertama terlintas di kepala saya. Tapi, ada ketukan dari ibu kost di pintu kamar saya.
“Ci udah bangun?”, sapa bu kost.
“Udah , Bu”, jawab saya.
“Ada lauk ga buat sahur? Nih ada sedikit..”, tambah bu kost. Yang saya jawab dengan “mau bikin indomie rebus” padahal lauk pagi ini rendang yang diberikan ibu kost dua hari lalu setelah pengajian di rumahnya.
Setelah menerima sedikit lauk, yang akhirnya saya ketahui sebagai tempe mendoan, dan sudah berakhir di mangkok nasi saya, ibu kost datang lagi.
“Nih buat tambahan. Ga perlu masak mie..”, ucapnya sambil menyodorkan semangkuk kecil sayur bening. Maka sahur pertama saya diisi dengan menu semangkok nasi yang tak lagi hangat, sepotong daging rendang, tiga potong mendoan, dan semangkuk sayur bening.
Itu cerita saya pagi ini. Pagi di sahur pertama tahun ini, yang harus lagi saya lewati sendiri, jauh dari rumah dan mama. Saya mencoba memutar kembali ingatan saya ke tahun tahun sebelumnya. Tapi yang membekas hanya sahur sewaktu saya masih sekolah menengah di rumah. Sahur yang tak mengharuskan saya kerepotan akan segala persiapannya karena mama selalu bangun lebih dahulu dan mempersiapkan semua hal sebelum membangunkan saya beserta kakak. Walaupun harus puas hanya dengan indomie rebus dan telur, sahur pertama yang dihadiri semua saudara terasa begitu hangat bagi saya.
Rasanya saya juga rindu oleh suara suara garin di mesjid yang membangunkan seisi kampong untuk sahur. Diawali dengan sirine panjang lalu ditambah panggilan “Sahur” berulang kali hingga limabelas menit sebelum imsak. Biasanya juga ada anak anak yang berkonvoi, membunyikan perkakas yang bisa membangunkan warga. Sambil berseru “sahur..sahur”.
Ah, betapa saya rindu dengan hal hal yang (mungkin) kecil seperti itu. Rindu pada kebersamaan keluarga kecil kami. Rindu pada suara suara yang begitu akrab di telinga yang takbisa saya dapatkan pagi ini. Rindu pada sahur yang hangat, di sahur pertama.

Saturday, July 30, 2011

kuRsuS

cuMa Sembilan kali Pertemuan, tepatnya delapan kali belajar dan Satu kali Ujian, selesailah sudah Kursus Photoshop yang saya ikuti. teknik teknik yanG diAjarkan sebenarnya hanya dasAr daSarnya. tentang penggunaan tool yang sebelum ikut kursus tak saya pahami benar. walaupun jauh dari harapan, selepas ujian rasanya cukup puas juga yang saya teRima. tadinya saYa berharap akan diajari teknik Vektor, tapi sayang beda jurusan.
jadi,,inilah hasil pertama yang dapat saya tampilkan:

*sekedar catatan:
gambar gadis berkerudung saya ambil dari salah satu dressup games yang saya mainkan.

Thursday, July 21, 2011

RaSa !

Saya ingat betul waktu pertama kali lihat iklan “Magnum: dengan cokelat Belgia” di teve, saya langsung ngiler untuk mencobanya. Langsung deh perburuan Magnum dimulai. Tapi, susahnya minta ampun. Tiap melewati mart yang ada spanduk Wall’s selau saya masuki dan selalu mendapat hasil yang sama, “Maaf,stok sedang kosong” atau “Datang lagi hari Rabu..”, itu saja jawaban dari pegawai mart. Pernah juga suatu kali saat sedang mengisi bensin di satu SPBU, ada warung yang terang-terangan memasang spanduk dan poster Magnum. Setelah lama meributkan siapa yang harus bertanya ke penjaga warung akhirnya didapat juga hasil yang sama. Nol. Magnum..Magnum, kemana lagi saya harus mencarimu. Sedih dan putus asa, saya taklagi mengharap banyak pada eskrim yang satu itu.

Hampir sebulan dan keinginan saya pun mulai pudar, datang pesan singkat dari teman. Teman yang sebenarnya perjuangannya lebih keras untuk mendapatkan keinginan saya itu, melebihi perjuangan saya. Saya takbegitu ingat isi pesannya, kira kira seperti ini: “boleh mampir ga”. Dan saya iyakan. Hari itu cuacanya benar benar panas. Matahari memuntahkan sinarnya dengan garang. Tapi teman saya tetap datang, membawa tentengan plastik ditangannya. Setelah bersapasapa ria sebentar, dan TA…DAH… bintang utama pun dikeluarkan. Ahh.. Magnum yang begitu saya idamkan kini ada di tangan saya. Berkilau layaknya permata, menarik-narik saya untuk mencicipinya. Rasanya sangat nikmat, puas, lezat, enak, menyenangkan. Semua hal indah yang pernah saya lewati kalah dari perasaan saya saat itu. Seperti mereguk air setelah dilanda kehausan yang sangat lama.

Tapi itu dulu. Sekarang Magnum ada dimana-mana, dan ada setiap hari di mart di dekat kost baru saya. Saya bisa saja menikmatinya kapan saja saya mau. Namun rasanya sudah berbeda. Yang sekarang terasa terlalu manis-lah, terlalu kecil-lah, terlalu biasa. Saya rasa perjuangan dan keinginan yang besar untuk mendapatkannya-lah yang membuat rasa Magnum yang saya makan hari itu terasa begitu lezat. Juga karena kebaikan hati teman yang rela berpanaspanas ria dan menemukan keajaiban Magnum di abang abang penjual eskrim hari itu, bukan di mart atau warung.

*sekedar catatan, Magnum yang saya rasakan pertama kali itu adalah Magnum almond.Sungguh rasanya sangat berbeda dengan yang saya makan malam ini. dan sampai hari ini, sudah semua varian baru magnum saya coba, classic, cappuccino, choco truffle.

Wednesday, April 27, 2011

bisakah, sanggupkah, mungkinkah?

bisakah saya bertahan? dengan angka angka yang semakin bertambah untuk dikejar. waktu yang terasa semakin cepat melintas. dan rupiah yang tetap sama dari bulan ke bulan.
bisakah saya bertumbuh? mencapai target. mewujudkan mimpi mimpi manis yang saya lihat begitu gemerlap. membawa kejayaan pada diri dan semua.
menyesal? ya, terkadang. saat menyadari pundi pundi semakin menipis, target terasa begitu jauh dan orang orang yang memulai di waktu yang sama sudah mengepakkan sayap mereka begitu lebar dan jauh melampaui saya.
senangkah? ya, lebih banyak. karena akhirnya saya bisa memiliki barang yang dulunya cuma bisa saya lihat di majalah, dalam pose pose para supermodel. satu langkah menjadi pribadi dengan penampilan menarik, pikir saya. walaupun masih belum terkumpul keberanian yang cukup untuk mengubah penampilan yang biasa biasa ini.
tapi untuk berhenti dan meninggalkannya begitu saja di tengah jalan, rasanya begitu berat. saya mulai menyukai dunia baru ini. bukan dunia maya seperti yang saya jelajahi setiap hari. bukan perkuliahan yang diisi dengan pembelajaran yang berkutat di hal yang sama. saya menyukainya seperti saya menyukai komik komik yang saya koleksi. yang membuat saya rela hanya makan mie instan untuk bisa membeli dua atau tiga komik yang terbit di hari yang sama. walau harga yang diperlukan untuk tetap bertahan akan meningkat pesat lebih dari harga komik yang naik dalam setahun sekali.
model di katalog memandang saya dengan tatapan sedih. ah saya merasa begitu menyedihkan.
saya tahu kemampuan ekonomi saya tidak bisa membawa saya untuk memiliki semua hal yang saya inginkan. bulan kemarin saya memaksapakaikan uang belanja saya untuk mencapai target. tapi bulan ini saya berpikir dua kali. uang belanja bisa saya pakai untuk sekedar membeli oleh oleh saat saya pulang nanti.
sekarang saya bisa apa? begitu ingin mewujudkan niat untuk memberikan bonus di bulan kedua ini untuk seseorang di hari bahagianya nanti. saya tahu orang itu tak mungkin mau memaksa saya, tapi saya tetap ingin memberikan satu yang baik untuknya. walau saya harus sedikit berurusan dengan perut. saya juga tak ingin hanya mengejar bonus lalu kelelahan setelah bonus bonus sirna. saya ingin jika saya bisa melewati semua target bonus di tiga bulan pertama ini, nantinya saya akan lebih berusaha untuk menaikkan level. seperti semua games yang saya mainkan. mengejar target tertinggi adalah kesenangan dan kepuasan. lalu kenapa tidak saya anggap saja semisal dunia baru ini adalah salah satu game yang sedang saya mainkan.
lihatlah, sekarang saya bersemangat lagi. ahh menulis memang menyenangkan. membuat semua galau di dada menghilang.
sudah jam 11 lewat 20 menit malam sekarang.

Wednesday, March 23, 2011

Teman Perjalanan Pagi ini

Pagi ini, seperti biasa, saya menyusuri jalan yang sama. Jalan yang membawa saya ke kampus. Melewati semacam perkampungan yang diriuhi anak anak bahkan orang tua, yang duduk duduk di teras rumah. Takseorang pun yang saya kenal, hanya sekedar pernah melihat karena kebiasaan mereka selalu menemani perjalanan limabelas menit saya setiap pagi. Mungkin suatu saat saya akan berbincang dan mengenal mereka lebih dekat entah untuk alasan apa.

Jalanan yang saya lewati merupakan sebuah gang yang juga memiliki cabang cabang kecil lain di beberapa tempat. Juga sebuah gang menuju komplek perumahan. Mata saya tersirobok pada suatu sosok. Sosok yang saya kenal betul selama satu semester. Sosok seorang teman yang senang akan kesendiriannya. Sosok yang mengenakan sweater abu abu dengan kupluk di kepala dan tas punggung. Sedangkan tampak depan, sosok itu selalu menyampirkan headset ke telinganya. Mungkin mendengar lagu kesukaannya atau mungkin sedang berbincang asik di telepon.

Sebelumnya saya sudah mengetahui bahwa seorang teman tinggal di daerah yang sama dengan saya. Tapi belum pernah sekalipun kami berpapasan di jalan. Atau seperti pagi ini saat saya melihat sosoknya yang berjalan dengan caranya yang khas, di depan saya, keluar dari arah kompleks perumahan. Sengaja saya pelankan langkah, pikiran saya bermunculan banyak pertanyaan. Dan kalimat “AHA, akhirnya hari itu datang juga”. Saya merangkai untaian kata yang sekarang saya tuangkan disini. Beberapa pertanyaan yang entah kapan akan saya tanyakan langsung padanya. Pada teman yang lebih suka menutup dirinya.

Bandung, 24 March 2011

Saturday, March 12, 2011

Hati Hati

Siang ini saya belajar tentang hati. Membuka sembarang halaman di buku TOGOG, saya menemukan tulisan tentang Hati. Hati orang siapa yang tahu, begitu banyak yang bicara seperti ini bukan.

Menilik diri sendiri, saya juga tidak tahu bagaimana dengan milik saya ini. Apakah hati saya bersih atau tidak. Apakah hari ini, sehari penuh, hati saya akan dipenuhi kesenangan dan keceriaan atau tidak. Saya pun taktahu. Mungkin saja siang nanti, saat panas menggantikan kabut yang menusuk tulang pagi ini datang, hati saya pun menjadi panas, gerah lalu berubah amarah.

“Hati hati dengan hati// Hati hati mencari hati//”
Tiba tiba saya teringat sepenggal lagu. Yang menyanyikannya saya lupa siapa.
Hati hati dengan hati. Mungkin maksudnya berhatihatilah dengan hati orang lain. Jangan sampai menyakiti hati orang lain. Sebaiknya senangkanlah hati lain agar hatimu juga akan mendapatkan rasa senang yang mungkin lebih besar dari yang bisa kau berikan pada orang lain.
Hati hati mencari hati. Mendapatkan teman dekat atau kekasih bukanlah hal yang mudah bukan. Kita harus tahu bagaimana hatinya, bagaimana pengaruhnya terhadap hati kita. Tentu saja takada yang ingin punya kekasih yang hanya bisa membuat sakit hati. Teringat lagu Meggy Z,

“daripada sakit hati // lebih baik sakit gigi ini”.

Sebenarnya hati itu ada di sebelah mana dalam diri kita? Apakah berwujud? Dalam pelajaran biologi tentang anatomi, takditemukan hati. Adanya liver, jantung, dan paru. Tentunya takbisa disamakan dengan “ati-ampela” bukan. Saat sakit hati, senang hati, selalu yang kita tunjuk adalah dada(qalb). Tapi, “hati itu sendiri bukanlah gumpalan daging yang jika kau lemparkan sepuluh buah ke arah seekor anjing tidak akan membuatnya kenyang”. (Ahmad Sam’ani dalam Ruh-ruh yang tenang dalam menjelaskan namanama Raja Sang Penakluk)

Ada baiknya kita menjaga hati agar tetap bersih, mungkin tidak bersih sepenuhnya seperti bayi yang baru lahir, namun sebisamungkin jangan menambah virus virus yang bisa merusak hati.

Saturday, February 26, 2011

Penonton

Siang ini, setelah semua pekerjaan rumah terselesaikan, saya mulai bertanya. Apa yang sebenarnya saya cari di dunia maya? Apa untungnya setiap hari saya berselancar di dunia yang sebenarnya tak begitu saya respon? Saya mengikuti jejaring social sama seperti anda anda yang lain. Tapi hanya sekedar mengikuti. Berbagi informasi? Rasanya belum pernah. Memberi komentar atau berkicau jarang sekali saya lakukan.
Modem dan laptop sekarang ini hanyalah alat bagi saya untuk lari dari kenyataan dunia. Lari dari kehidupan social yang seharusnya saya masuki dan berandil di dalamnya. Saya sering menolak ajakan ibu kost untuk mampir ke rumahnya jika saya bosan. Penolakan saya selalu berkutat di hal yang itu itu saja. “Online, online dan online”. Keluar kamar hanya sya lakukan kalau harus ke kamar kecil, membeli makanan dan lauk, atau membuang sampah, mandi dan mencuci. Delapan jam dalam sehari saya habiskan untuk tidur, dua jam untuk hal hal yang saya sebutkan tadi, dan sisanya EMPAT BELAS jam saya habiskan untuk duduk di depan computer. Berselancar dari jejaring social yang satu ke yang lain.
Selama ini saya selalu membiasakan diri untuk mendengar. Berita atau kabar di dunia nyata , saya ketahui dari pendengaran saya alih alih bertanya langsung pada sumber berita. Saya juga membiasakan diri untuk membaca. Hanya membaca atau melihat, tanpa ada tanggapan balik untuk merespon hal yang saya anggap tak masuk akal atau ada kesalahan dari hasil pembacaan dan penglihatan saya.
Saya hanya menjadi penonton bagi anda anda semua yang sibuk dengan masalah ini dan itu.
Bandung, 27 February 2011

ngejepret

Baru saja saya membuat ramai dua rumah. Sekarang pukul 18.40, kejadiannya sekitar lima menit yang lalu. Takaada lauk dan nasi, jadi saya memutuskan untuk membuat mie rebus. Bukan direbus sebenarnya, tapi hanya disiram air panas. Karena itu saya harus memasak air. Saya mendidihkan segelas air dengan teko listrik dan sementara menunggu saya meneruskan browsing.
“Cetek”..
Saat air di teko mendidih, saat itu pulalah aliran listrik terputus. Bukan hanya kamar kost saya tapi juga sebagian rumah ibu kost yang dialiri dari sumber yang sama. Saya keluar kamar bermaksud melapor pada ibu kost, tapi bapak kost lebih dulu keluar rumah dan melihat keadaan kamar saya yang gelap gulita dari pintu dapur.
“Cetek”
Kali ini suara sekring yang dikembalikan ke posisi ON oleh bapak. Dan tak dinyana, lampu kamar mandi yang sudah mati selama dua hari ini menyala kembali. Saya merasa bersalah karena memasak air dengan teko yang bervoltase tinggi sambil tetap menyolokkan kabel laptop, tapi juga senang karena takperlu gelap-gelapan lagi kalau harus menggunakan kamar mandi, apalagi di malam hari.
Bandung, 26 February 2011

Saturday, February 19, 2011

batuka tando

hari ini, minggu 20 februari 2011, kakak gw mengikuti prosesi batuka tando.suatu prosesi menjelang akad nikah yang insyaallah akan dilaksanakan bulan mei nanti. sebagai orang minang, gw sendiri udah lupa akan adat tradisi ini.
saat mendengar kakak dilamar, rasanya senang juga, tapi yang terlintas di pikiran akan hanya ada proses akad nikah dan resepsi. karena gw tinggal di rantau, yah gw hanya perlu memesan tiket perjalanan untuk acara bulan mei nanti. tapi hari ini rasanya sedih karena gw ga bisa ikut menyaksikan acara pertunangan kakak yang udah samasama ngelewatin suka duka selama duapuluhtiga tahun ini. memang kami sering bertengkar kecil tapi hal sebesar ini rasanya sayang banget buat dilewatin begitu saja. tadinya gw pikir ga kan ketinggalan banyak hal karena cuma perlu hadir di akad nikah dan resepsinya. tapi setelah mendengar dari kakak tentang acara hari ini, rasanya jadi ingin pulang. kalo bisa membantu barang sedikit mungkin hati ini akan lebih tentram dan nyaman. yang bisa gw lakuin sekarang cuma berdoa agar semua acaranya diberi kelancaran n kesuksesan oleh Allah, juga semua keluarga dari kedua belah pihak diberi keselamatan hingga semua acara terselesaikan.
amiinnn......

Thursday, February 17, 2011

toilet

kost baru, lingkungan baru, keluarga baru. menyenangkan memang. keluarganya ramah ramah, cucunya lucu dan lagi bawelbawelnya, dan yang paling penting hampir tiap hari ada hantaran makanan ke kamar. ga kayak kost sebelumnya yang pisah jauh dengan pemilik kost, kost yang sekarang satu halaman dengan rumah pemiliknya. tepatnya di bagian belakang rumah yang sedianya dipakai untuk garasi. ada tiga kamar, dan dua kamar lagi masih belum terisi. maklum masih dua bulan kost ini berdiri dan saya adalah penyewa pertama. kamarnya adem. ukuran 3x4meter, udah ada tempat tidur+kasur, lemari, dan meja belajar. lingkungan yang nyaman, tenang cocok buat belajar. waah.. ga terasa udah jadi ikuta promosi..

tapi ya, sebagusbagusnya sesuatu pasti ada kurangnya juga. awalnya seh ga masalah, tapi kesininya jadi susah. masalahnya, kamar mandi didirikan di luar kamar dan itu benar benar di luar. jadi kalau hujan yah, siapsiap lah berbasah ria sebelum masuk kamar mandi. dan yang paling ga enaknya, kalo tiba tiba pengin buang air pas malam malam. kebayang ga tuh? ke kamar mandi yang mungkin lampunya sempet dimatiin sebelum tidur, hujan pula.. nah kalo tiba tiba aliran gimana..???

Wednesday, February 16, 2011

hari pertama

hari pertama yah..
bukan hari pertama masuk kuliah atau hari pertama pindah kost,, tapi hari pertama memulai menulis lagi. kalau harus tiba tiba nulis gini, rasanya bingung mau nulis apa.. kejadian hari ini udah ditulis tadi di note facebook. hari ini kayaknya cuma dipenuhi kemalesan deh.. males beli lauk, males minjem kompor ibu kost buat masak telur ceplok, males keluar kamar.

kalo diminta nulisin tentang hari pertama, jadi inget hari pertama ORMIK di BSI. deg deg an, tegang n malu malu. padahal udah bukan pengalaman pertama lagi. udah yang ketiga kali, malah. tapi perasaannya tetap sama kayak pertama kali di UNAND dulu. untungnya teman teman baru pada baik semua, mulai diajak kenalan , ngobrol dikit buat sekedar basa basi, seenggaknya biar nenangin perasaan n ngeringin tangan yang berkeringat.. :)

semua hal, memang diawali dengan hari pertama, langkah pertama, n perkenalan pertama. semuanya serba pertama. kayak kutipan iklan deodoran "kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda".

mohon maaf jikalau tulisan saya ini tidak nyambung n terkesan aneh.